Breaking News

Home / Daerah

Kamis, 20 Maret 2025 - 08:34 WIB

Tazbir Abdullah: Kritik Sosial Lewat Puisi di Bulan Ramadan

Tazbir Abdullah, mantan Kepala Dinas Pariwisata DIY, membacakan puisi kritik sosial

Tazbir Abdullah, mantan Kepala Dinas Pariwisata DIY, membacakan puisi kritik sosial "Negara dan Puasa" tentang korupsi dalam acara buka puasa bersama di Yogyakarta. foto: Hermanto

KilasInformasi.com, 20 Maret 2025, -Tazbir Abdullah, sosok yang dikenal di dunia pariwisata, sastra, dan jurnalistik, kembali menetap di Yogyakarta setelah menyelesaikan tugas kedinasannya. Mantan Kepala Dinas Pariwisata DIY yang juga pernah bertugas di Kementerian Pariwisata RI ini kini aktif menulis puisi sebagai refleksi sosial, terutama dalam isu-isu demokrasi, hak asasi manusia, dan pemberantasan korupsi.

Pada Rabu (19/3/2025), Tazbir membacakan puisinya dalam acara buka puasa bersama perwakilan DPD Ikatan Wartawan Online Indonesia Kabupaten Sleman di Narasa Restoran, Bantul. Salah satu karyanya yang berjudul Negara dan Puasa mendapat perhatian karena mengangkat tema korupsi dalam konteks Ramadan.

Tasbi4 Abdullah Bersama Jurnalis IWO-I Sleman(foto hmt]

“Indonesia negara besar, besar pula masalahnya, Rakyat sedang gusar, korupsi di mana-mana,” kutipan puisinya menggambarkan keresahan terhadap korupsi yang masih merajalela. Menurut Tazbir, Ramadan seharusnya menjadi momentum introspeksi dan menahan diri, termasuk dalam hal korupsi yang berakar pada ketidak mampuan mengendalikan diri.

Baca Juga:  DWP Kemensos Gandeng Swasta dan Filantropi untuk Bantu Korban Banjir Bekasi

Puisi sebagai Sarana Kritik dan Refleksi

Tazbir Abdullah mulai dikenal sebagai penyair sejak karyanya yang berjudul Aku Terlanjur menarik perhatian akademisi. Seorang profesor bahkan mendorongnya untuk mempublikasikan puisinya di sebuah situs web. Semasa pandemi, ajakan seorang rekan penyair untuk membaca puisi semakin membangkitkan semangatnya dalam berkarya dan tampil di berbagai acara.

Baca Juga, Kilasinformasi : Tazbir Abdullah: Puisi Sebagai Cermin Sosial dan Seruan Moral

Kini, puisinya sering menghiasi berbagai momen budaya, mulai dari pembukaan pameran seni hingga parade bunga. Ia juga baru saja membacakan karya di pameran anggrek dan dijadwalkan tampil di pameran seni di Jalan Wonosari pada 10 April 2025.

“Puisi bukan sekadar karya sastra, tetapi juga panggilan moral,” ujar Tazbir. Ia berharap, melalui puisinya, masyarakat semakin sadar akan pentingnya kejujuran, keadilan, dan keberanian melawan ketidakadilan. Ramadan, menurutnya, adalah waktu yang tepat untuk memperkuat komitmen dalam membangun negeri yang lebih baik.
(HMT)

Share :

Baca Juga

Berita

Pemda DIY Sosialisasikan Perda Nomor 2 Tahun 2017 di Kalurahan Condongcatur

Agama

MAN 2 Kota Malang Borong Empat Medali di OPSI 2025, Bukti Madrasah Riset Kian Mendunia

Daerah

Hadapi Tantangan Pembelajaran, Pendidik Batang Dibekali Kompetensi AI

Agama

Wakil Bupati Sleman Buka MTQ Tingkat Kabupaten Tahun 2025

Berita Unggulan

Wonderful Indonesia Wellness 2025, Merawat Dunia dan Memulihkan Jiwa

Berita Unggulan

Kajian Muslimah Penuh Makna: Ustadzah Oki dan Loman Park Hotel Hadirkan Spirit Baru

Agama

Resmikan Masjid SMPN 3 Ngaglik, Harda : Masjid Laboratorium Pendidikan Karakter Siswa

Daerah

Wamen ATR Ossy Dermawan Resmikan Gedung Arsip Kantah Kabupaten Majalengka, Ini Pesan Penting untuk Pelayanan Publik!