Breaking News

Home / Berita Unggulan / Nasional

Minggu, 18 Mei 2025 - 20:31 WIB

Stok Beras Nasional Tembus 3,8 Juta Ton, Pemerintah dan Bulog Makin Solid

Menuju Swasembada: Stok Beras Nasional Tembus 3,8 Juta Ton, Pemerintah dan Bulog Makin Solid. Foto: Pertanian

Menuju Swasembada: Stok Beras Nasional Tembus 3,8 Juta Ton, Pemerintah dan Bulog Makin Solid. Foto: Pertanian

Stok beras nasional capai 3,8 juta ton! Pemerintah dan Bulog kian solid menuju swasembada beras melalui strategi jemput bola dan distribusi berkualitas.

Kilasinformasi.com, Jakarta, – Indonesia selangkah lagi menuju tonggak besar dalam sejarah ketahanan pangan. Cadangan beras pemerintah (CBP) kini mencapai 3,8 juta ton per 18 Mei 2025, mendekati ambang strategis 4 juta ton yang telah lama menjadi target. Kabar menggembirakan ini tak lepas dari kerja sama erat antara Kementerian Pertanian dan Perum Bulog yang semakin terintegrasi dan responsif terhadap kondisi lapangan.

Langkah agresif yang diambil Bulog, yakni langsung menyerap hasil panen dari petani di berbagai daerah, menjadi faktor kunci dalam peningkatan stok ini. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menilai strategi “jemput bola” ini tak hanya memperkuat cadangan nasional, tetapi juga melindungi kesejahteraan petani.

Baca Juga, Kilasinformasi: Kadin Sambut Baik Permen Komdigi 8/2025

“Langkah aktif Bulog ke lapangan sangat kita apresiasi. Ini adalah contoh nyata bagaimana pemerintah hadir langsung di tengah petani—menyerap hasil panen, menjaga harga tetap layak, dan memperkuat fondasi ketahanan pangan,” ujar Amran dalam keterangannya, Minggu (18/5).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras nasional pada semester I 2025 diprediksi mencapai 18,76 juta ton—naik 11,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini menjadi bukti efektifnya program-program pemerintah seperti perluasan lahan tanam, penyaluran subsidi pupuk terjangkau, dan distribusi alat mesin pertanian (alsintan) secara masif ke berbagai daerah.

Selain itu, pemerintah menerapkan kontrol impor secara ketat untuk memastikan bahwa produksi dalam negeri tetap menjadi prioritas. Kebijakan ini memberikan ruang lebih besar bagi petani lokal untuk tumbuh, sekaligus menjaga stabilitas pasokan dalam negeri.

Baca Juga, Kilasinformasi: Kadin Tegas Dukung Penindakan Premanisme yang Ganggu Dunia Usaha

Penerapan teknologi pertanian modern, termasuk praktik pertanian presisi, turut menjadi pendorong utama efisiensi dan produktivitas di sektor ini. Hasilnya, Indonesia tak hanya mencatatkan surplus produksi, tetapi juga mendekati ambisi besar: swasembada beras.

Baca Juga:  Geopark Kaldera Toba Dapat “Kartu Kuning” dari UNESCO

Bulog juga memastikan bahwa stok beras yang tersimpan tersebar secara merata di seluruh wilayah Tanah Air. Ini memungkinkan distribusi cepat dan efisien ke berbagai daerah saat dibutuhkan, baik untuk operasi pasar, bantuan bencana, maupun intervensi harga.

Menurut Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, seluruh beras yang masuk gudang telah melewati proses pemeriksaan kualitas secara ketat oleh pihak ketiga yang independen. Tujuannya: menjamin mutu dan transparansi.

“Kami menerapkan sistem uji kualitas dengan melibatkan surveyor independen. Setiap butir beras yang masuk gudang Bulog telah diverifikasi sesuai standar mutu nasional,” jelasnya.

Tak hanya itu, Bulog juga menerapkan perawatan rutin terhadap beras yang disimpan, guna menjaga kualitas hingga saat distribusi. Ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjamin bahwa setiap beras yang sampai ke tangan rakyat adalah beras terbaik.

Baca Juga, Kilasinformasi: Percepatan Tanam Serempak, Langkah Strategis Kementan Menuju Swasembada Pangan Nasional

Kementerian Pertanian menyatakan bahwa capaian 3,8 juta ton ini bukan hanya angka statistik semata, tetapi sinyal kuat bahwa Indonesia kian dekat dengan kemandirian pangan. Dengan sinergi yang semakin solid antara pemerintah pusat, Bulog, dan petani lokal, target 4 juta ton diyakini akan segera terwujud.

“Ini adalah buah dari kebijakan yang konsisten dan kolaboratif. Kita optimistis, swasembada beras bukan lagi slogan, melainkan kenyataan yang sebentar lagi akan kita capai bersama,” tegas Mentan Amran.

Ketahanan pangan kini bukan sekadar cita-cita, melainkan proses nyata yang terus diperkuat oleh kebijakan strategis, intervensi langsung ke lapangan, dan teknologi yang adaptif. Indonesia sedang menata masa depan pangan nasional dengan lebih mandiri, berdaulat, dan berkelanjutan.

Sumber: Kementan

Share :

Baca Juga

Berita Unggulan

Semangat Tinggi Menyertai Tim Indonesia Menuju Badminton Asia Mixed Team Championships 2025 di Qingdao

Berita Unggulan

Lia Mustafa X Rizz Azhar Hadirkan Koleksi HIDDEN di IN2MF 2025: Filosofi Anggrek Hitam dari Kalimantan

Nasional

Industri Agro di Indonesia Tumbuh Pesat

Berita Unggulan

PSSI Tegaskan Dukungan untuk FIFA dalam Memerangi Diskriminasi dan Serangan di Media Sosial

Berita Unggulan

Kemenag Siapkan Pesantren Awards 2025, Santri dan Pesantren Berprestasi Akan Diganjar Penghargaan

Berita Unggulan

Alwi Farhan Siap Tantang Viktor Axelsen di German Open 2025

Berita

Perkuat Atasi Stunting, Pemkab Sleman Teken MoU dengan Baznas dan Bank Sleman 

Berita Unggulan

Revitalisasi Bahasa Daerah 2025–2029: Komitmen Berkelanjutan untuk Melestarikan Bahasa Ibu