Breaking News

Home / Pendidikan

Senin, 26 Mei 2025 - 18:08 WIB

Disperpuska Batang Dorong Budaya Literasi Lewat Strategi Membaca Nyaring

Disperpuska Batang dorong budaya literasi sejak dini lewat strategi membaca nyaring yang interaktif dan menyenangkan bagi anak-anak dan orang tua. Foto: Istimewa

Disperpuska Batang dorong budaya literasi sejak dini lewat strategi membaca nyaring yang interaktif dan menyenangkan bagi anak-anak dan orang tua. Foto: Istimewa

Kilasinformasi.com, Batang – Upaya membumikan budaya membaca sejak usia dini terus menjadi prioritas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpuska) Kabupaten Batang. Salah satu langkah nyata yang kini digencarkan adalah penerapan strategi read aloud atau membaca nyaring, sebagai metode yang terbukti efektif dalam membangkitkan minat baca anak-anak di tengah derasnya arus digitalisasi.

Dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Membaca Nyaring yang digelar di Aula Disperpuska Batang pada Senin (26/5/2025), puluhan peserta yang terdiri dari orang tua, pendidik, hingga pegiat literasi mendapatkan pembekalan langsung tentang teknik ini. Total ada 50 perwakilan yang hadir, dengan harapan mereka bisa menjadi agen literasi di komunitas masing-masing.

Kepala Disperpuska Batang, Suprapto, menegaskan bahwa membaca nyaring bukan sekadar aktivitas mendongeng. Lebih dari itu, metode ini mengajak anak-anak untuk terlibat aktif memahami isi bacaan dengan bantuan alat peraga, intonasi suara, dan ekspresi yang menarik.

Baca Juga, Kilasinformasi: Kwarda Jateng Kukuhkan Racana PSDKU Undip Batang, Dorong Mahasiswa Bangun Karakter Kepemimpinan

“Membaca nyaring membantu anak mengembangkan kecintaan terhadap buku. Ini bukan kegiatan pasif, melainkan membangun koneksi antara suara dan makna. Anak lebih mudah memahami dan menikmati cerita yang dibacakan dengan cara yang menyenangkan,” jelasnya.

Untuk mendukung metode ini, Disperpuska juga mengalokasikan bantuan buku kepada perpustakaan desa (Perpusdes), komunitas literasi, dan taman baca masyarakat. Di tahun 2025, sebanyak 23 Perpusdes telah disiapkan untuk menerima bantuan buku, menyusul 40 Perpusdes yang mendapatkan dukungan serupa tahun lalu.

Herryani Retnaningtyas, pengurus Read Aloud Batang, menyampaikan bahwa membaca nyaring selama minimal 15 menit setiap hari mampu menciptakan rutinitas literasi yang positif. “Manfaatnya terasa nyata terutama di jenjang PAUD, TK, hingga SD kelas awal. Anak lebih bersemangat, dan pelafalan mereka menjadi lebih tepat,” terangnya.

Baca Juga:  Ahmad Ayman Al Ghifary, Siswa MAN 2 Kota Malang, Raih Beasiswa Kuliah di Tiga Negara

Pendekatan ini juga dinilai mampu menjawab tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan saat ini, yakni menurunnya minat baca akibat dominasi gawai. Euis, anggota Komite SDN Krengseng 1, menyampaikan bahwa teknologi seakan menggeser perhatian anak dari buku. Namun, metode read aloud bisa menjadi jembatan yang menghubungkan anak kembali dengan dunia literasi.

“Contohnya saat membaca buku cerita ‘Kelinci dan Kura-Kura’ dengan metode ini, anak-anak tampak antusias. Mereka bukan hanya mendengar, tapi ikut membayangkan dan meresapi isi cerita. Ini menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi anak dan orang tua,” ungkap Euis.

Bukan hanya urusan akademik, membaca nyaring juga menciptakan ruang kelekatan emosional antara anak dan orang tua. Saat membacakan cerita, terjadi komunikasi dua arah, yang menguatkan hubungan personal dan memberi ruang dialog yang alami. Literasi pun bukan sekadar kemampuan teknis membaca, tapi menjadi bagian dari kehidupan keluarga.

Foto: Istimewa

Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Kabupaten Batang untuk memperkuat budaya literasi berbasis komunitas. Dengan melibatkan para pendidik, orang tua, dan pegiat literasi lokal, Disperpuska Batang berupaya menciptakan gerakan literasi yang berkelanjutan.

Strategi membaca nyaring telah membuktikan diri sebagai metode efektif dalam memperkenalkan literasi kepada anak-anak. Tidak hanya menyenangkan, tapi juga membangun fondasi kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memperkuat relasi sosial dalam keluarga. Program ini patut diapresiasi, karena tak hanya menghidupkan buku di tangan anak-anak, tetapi juga menghadirkan kehangatan dan interaksi yang bermakna di ruang-ruang baca kita.(AS Saeful Husna Kabiro Batang)

Share :

Baca Juga

Pendidikan

Kamilia Mufidah Raih Outstanding Cambridge, Penghargaan Ketiga untuk MAN 4 Jakarta

Pendidikan

Bakti Sosial Komunitas Atap Teduh di Pondok Pesantren Ma’rifatullah Yayasan Kiwari Sleman Yogyakarta

Berita Unggulan

Inovasi Program Belajar Berbasis Riset Taruna KP: Meningkatkan Kompetensi Vokasi Kelautan dan Perikanan

Berita Unggulan

Revitalisasi Sel & Mitokondria: Kunci Panjang Umur dan Vitalitas

Berita Unggulan

Kemendikdasmen dan Kementerian Lain Bahas Tuntaskan Insentif Guru Non ASN di Rapat Bappenas

Agama

Jaringan Aksi Lintas Iman Nusantara Gelar Ruwat Sukerta

Berita Unggulan

Sekolah Rakyat Dimulai Tahun Ini, Mensos: Fokus Tingkat SMA

Berita Unggulan

Kemenag Bangun Pesantren Percontohan Modern dengan Standar Internasional, Siap Cetak Pemimpin Masa Depan!