Breaking News

Home / Daerah

Jumat, 25 Juli 2025 - 23:14 WIB

Insiden Pemalang: GPK Desak Usut Tuntas Penyerangan Tabligh Akbar Habib Rizieq

GPK desak aparat usut tuntas insiden penghadangan Tabligh Akbar Habib Rizieq di Pemalang dan jamin hak warga beribadah secara damai dan sah. Foto: H.Tommy Adrian Firman, S.Hi Ketua Umum PP GPK / Istimewa

GPK desak aparat usut tuntas insiden penghadangan Tabligh Akbar Habib Rizieq di Pemalang dan jamin hak warga beribadah secara damai dan sah. Foto: H.Tommy Adrian Firman, S.Hi Ketua Umum PP GPK / Istimewa

Voicejogja, Pemalang – Kegiatan Tabligh Akbar yang menghadirkan Imam Besar Habib Rizieq Shihab di Pemalang, Rabu (23/07/2025), dikabarkan mendapat penolakan dan penghadangan dari kelompok yang menamakan diri Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS).

Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) mengecam keras aksi tersebut yang dinilai menciderai prinsip demokrasi dan kebebasan beragama di Indonesia. Dalam pernyataan resminya, GPK menegaskan bahwa perbedaan pandangan tidak dapat menjadi pembenaran atas tindakan kekerasan atau pembubaran paksa kegiatan keagamaan yang damai dan sah secara hukum.

“Negara harus hadir memberikan perlindungan, rasa aman, dan menjamin kebebasan warga dalam menjalankan keyakinan,” tegas H. Tommy Adrian Firman, S.Hi, Ketua Umum PP GPK, Jumat (25/07).

Tommy juga menyoroti bahwa insiden ini diduga telah direncanakan secara terstruktur, termasuk dengan persiapan fisik untuk membubarkan kegiatan. Apabila ditemukan pelanggaran hukum dalam kegiatan tersebut, seharusnya diselesaikan melalui jalur hukum, bukan dengan aksi main hakim sendiri.

Baca Juga:  Membaca Arah Indonesia 2025–2043: Krisis, Kesadaran, dan Lompatan Masa Depan

Menanggapi kejadian tersebut, Pimpinan Pusat GPK menyampaikan tiga desakan utama:

  1. Aparat penegak hukum segera mengusut tuntas insiden dan menindak tegas seluruh pelaku kekerasan tanpa tebang pilih.

  2. Pemerintah pusat dan daerah menjamin rasa aman bagi seluruh warga dalam mengekspresikan keyakinan.

  3. Masyarakat diminta menahan diri dan tidak terprovokasi demi menjaga persatuan dan keharmonisan antarumat beragama.

Menurut Tommy, kebebasan beragama merupakan pilar utama demokrasi. Jika dibiarkan, tindakan pembubaran seperti ini dapat mengarah pada kemunduran nilai-nilai kebangsaan dan konstitusional.

“Setiap tindakan intoleran yang dibungkus atas nama budaya atau kebenaran tunggal akan menggerus semangat kebangsaan. Ini bukan hanya soal pengajian, tapi soal hak asasi dan masa depan kehidupan berbangsa,” pungkas nya. (GPK News)

Share :

Baca Juga

Berita Unggulan

Wabup Sleman Dukung Aksi Dalang Cilik, Warisan Budaya Tetap Hidup Lewat Generasi Muda

Daerah

Kelurahan Petompon: Model Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak

Berita Unggulan

Delapan Karya Budaya Sleman Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Takbenda DIY 2024

Daerah

Wabup HSU Hero Setiawan Kukuhkan 36 Anggota Paskibraka 2025

Daerah

Sri Sultan Resmikan IGD Dual Function RS Grhasia Sleman

Daerah

Polres Batang Bina 7 Remaja yang Diduga Hendak Tawuran

Daerah

Hasto Gelar Safari Tarawih dan Safari Subuh Selama Ramadan

Berita Unggulan

Pemkot Semarang Siapkan Kemeriahan Dugderan 2025, Wali Kota Ajak Warga Rayakan Bersama