Breaking News

Home / Berita Unggulan / Wisata

Rabu, 13 Agustus 2025 - 07:36 WIB

Agus Budi Rachmanto: Masa Depan Pariwisata Ada di Kolaborasi dan Spiritualitas

Pariwisata DIY bertransformasi dari kompetisi menuju kolaborasi sarat makna dan spiritualitas. Agus Budi Rachmanto ungkap kunci sukses masa depan. Foto: Istimewa

Pariwisata DIY bertransformasi dari kompetisi menuju kolaborasi sarat makna dan spiritualitas. Agus Budi Rachmanto ungkap kunci sukses masa depan. Foto: Istimewa

VoiceJogja, Yogyakarta – Dalam acara Bimbingan Teknis Pengelolaan Destinasi Wisata yang diselenggarakan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Sekretaris Umum DPD PUTRI DIY, Agus Budi Rachmanto, menyampaikan pemikiran mendalam tentang pentingnya transformasi dan adaptasi dalam pengelolaan bisnis pariwisata saat ini.Ujarnya:Selasa:12/08/2025 : Pendopo Desa Wisata Kalakijo, Jl. Pajangan Desa Kalakijo RT 02, Guwosari, Pajangan, Bantul, Yogyakarta

Dalam paparannya, Agus menjelaskan bahwa dunia pariwisata kini memasuki fase baru yang disebut Transformative Tourism and System. Menurutnya, sejak tahun 2000 hingga 2020, telah terjadi pergeseran paradigma besar-besaran yang disebut sebagai transisi dari Zero Point 3 menuju Zero Point 5, yang menandai perubahan mendasar dalam cara berpikir dan bertindak dalam dunia bisnis, khususnya pariwisata.

Tahun 2000 kita berada di Zero Point 3, lalu 2010 masuk ke Zero Point 4, dan sekarang di tahun 2020-an kita sudah berada di Zero Point 5. Perubahan ini bukan sekadar teknologi, tetapi cara pandang dan kesadaran kita dalam menjalankan bisnis,” jelas Agus.

Dari Kompetisi ke Kolaborasi

Salah satu pergeseran besar yang ditekankan Agus adalah berubahnya pola bisnis dari kompetisi menjadi kolaborasi. Jika dahulu kesuksesan bisnis ditentukan oleh siapa yang paling unggul, saat ini yang menjadi kunci adalah siapa yang paling mampu berjejaring, berkolaborasi, dan membangun relasi yang kuat.

Dulu kita bersaing, sekarang kita harus bersinergi. Era keterhubungan ini menuntut kita untuk membuka diri, berintegrasi, dan bekerja bersama,” tegasnya.

Contoh paling nyata dari transformasi ini adalah munculnya bisnis-bisnis berbasis platform seperti Gojek dan Traveloka. Mereka tidak memiliki aset fisik seperti pabrik atau hotel, namun mampu menguasai pasar melalui kekuatan jaringan, teknologi, dan nilai tambah yang mereka tawarkan.

Baca Juga:  Menpora Dito Saksikan Laga Indonesia Vs Korsel di FIBA Asia Cup 2025 Qualifiers

Era Keterhubungan dan Energi

Agus juga menyoroti bagaimana era digital telah membawa manusia pada fase everything connected, di mana semua hal terhubung melalui teknologi. Namun, menurutnya, keterhubungan bukan hanya antar perangkat, melainkan juga antar manusia dan nilai-nilai spiritual.

Hari ini bukan hanya produk yang dijual, tapi energi dan cerita di baliknya. Semakin kita mampu menyampaikan nilai, cerita, dan pengalaman kepada wisatawan, semakin kuat daya tarik destinasi kita,” ujarnya.

Dalam bisnis pariwisata, pengalaman (experience) menjadi kunci. Wisatawan tidak hanya ingin melihat tempat, tapi juga merasakan makna dan keterlibatan emosional. Inilah yang membedakan antara produk biasa dan meaningful experience.

Perlu Integrasi antara Materi dan Spirit

Lebih jauh, Agus mengajak seluruh pelaku pariwisata untuk menggabungkan aspek materi dan non-materi, antara ilmu pengetahuan (science) dan spiritualitas.

Kalau kita hanya fokus pada materi, kita akan bekerja keras. Tapi jika kita paham dan mengelola energi serta nilai-nilai spiritual, kita bisa bekerja dengan lebih cerdas dan bermakna,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa saat ini bukan saatnya lagi bersaing secara egois, melainkan saatnya untuk menyatu dalam visi bersama, menghilangkan kepentingan pribadi, dan membangun ekosistem yang saling mendukung

Setiap fase akan membawa tantangan dan peluang. Jangan abaikan perubahan ini, karena jika kita tidak berubah, kita akan tertinggal,” Papar:Agus

Acara ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi menjadi panggung refleksi bagi pelaku pariwisata untuk menyiapkan diri menghadapi masa depan. Transformasi bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal cara berpikir, merasa, dan bertindak. Pariwisata masa depan adalah tentang keterlibatan, makna, kolaborasi, dan kesadaran spiritual.Pungkas:Agus

Share :

Baca Juga

Berita Unggulan

Bupati Blora Resmikan 295 Koperasi Merah Putih untuk Perkuat Ekonomi Desa

Berita Unggulan

PSSI Tegaskan Dukungan untuk FIFA dalam Memerangi Diskriminasi dan Serangan di Media Sosial

Berita Unggulan

UMKM Indonesia Makin Siap Go Global Lewat Program “Anak Muda Bisa Ekspor

Berita Unggulan

Badminton Asia Mixed Team Championships 2025: Indonesia Incar Juara Grup, Targetkan Menang Lawan Malaysia

Berita Unggulan

Riset UGM dan BRIN Buktikan Aqua Berasal dari Sistem Sumber Air Pegunungan

Berita Unggulan

Mentan Amran dan Menkeu Sri Mulyani Tinjau Progres Proyek Cetak Sawah di Wanam, Merauke

Berita Unggulan

Piala Presiden 2025 Diikuti 6 Tim, Termasuk Oxford United dan Port FC

Berita Unggulan

Simon Tahamata Resmi Jadi Kepala Pemandu Bakat PSSI