Breaking News

Home / Berita Unggulan / Favorite / Wisata

Kamis, 14 Agustus 2025 - 06:21 WIB

Agus Budi Rachmanto: Bersih Diri, Bersih Kampung, Bersih Lingkungan

Integrated Eco Management di Yogyakarta tawarkan wisata berkelanjutan yang memadukan edukasi lingkungan, inovasi, dan kearifan lokal. Foto: Istimewa

Integrated Eco Management di Yogyakarta tawarkan wisata berkelanjutan yang memadukan edukasi lingkungan, inovasi, dan kearifan lokal. Foto: Istimewa

VoiceJogja, Bantul – Dalam upaya menciptakan pariwisata yang berkelanjutan, konsep Integrated Eco Management atau manajemen ekosistem terpadu mulai diterapkan di sejumlah destinasi wisata di Yogyakarta. Salah satu penggeraknya adalah Agus Budi Rachmanto, Sekretaris Umum DPD PUTRI DIY (Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta), yang menekankan pentingnya pengelolaan sampah dan energi ramah lingkungan.Ujarnya :Rabu:13/08/2025 diDesa Wisata Krebet Pajangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

“Untuk menghemat energi listrik, kami membagi zona wisata dengan sistem pengelolaan yang terintegrasi. Ada zona pengelolaan sampah, zona edukasi pengolahan air, hingga zona taman bunga,” ungkap :Agus

Salah satu inovasi menarik adalah pengolahan sampah organik yang menghasilkan kompos berkualitas dan bisa dijadikan souvenir edukatif. “Kami menggunakan Black Soldier Fly sebagai bagian dari proses daur ulang sampah organik. Dari situ kami bisa menghasilkan pupuk dan pakan ikan, yang kemudian dijual dalam bentuk kemasan unik sebagai oleh-oleh edukatif,” tambahnya.

Konsep ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah, tapi juga mendidik masyarakat—khususnya anak-anak—untuk peduli pada lingkungan sejak dini. “Pengolahan sampah bukan hanya persoalan teknis, tapi soal kesadaran. Ini harus dimulai dari diri sendiri dan disebarkan ke masyarakat luas,” ujar Agus.

Baca Juga:  GKR Bendara: Banyu Bening Bukti Kedaulatan Air Bisa Dimulai dari Akar Rumput

Ia pun menyoroti rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya. “Coba lihat di kota-kota, masih banyak tumpukan sampah di tempat yang tidak semestinya. Ini mencerminkan budaya kita yang belum sepenuhnya sadar lingkungan.”

Menurut Agus, falsafah Jawa pun bisa dijadikan pijakan dalam membangun kesadaran ini. “Orang Jawa bilang, resik awakmu, resik omahmu, resik kampungmu. Artinya, kebersihan diri dan rumah adalah cermin dari kesadaran yang lebih luas—termasuk kesadaran lingkungan.”

Agus juga berharap ilmu dan pengalaman dari program Integrated Eco Management ini tidak berhenti di satu lokasi saja, tetapi bisa ditularkan ke komunitas lain melalui kolaborasi. “Kami ajak siapa saja yang ingin belajar. Semakin banyak yang tahu, semakin besar dampaknya,” pungkasnya.

Dengan pendekatan yang tidak hanya teknis tapi juga edukatif dan budaya, Integrated Eco Management ini menjadi harapan baru bagi pengelolaan lingkungan berbasis wisata yang berkelanjutan di Indonesia.Pungkas:Agus

Share :

Baca Juga

Berita Unggulan

Bengkulu Diguncang Gempa Magnitudo 6,0: Masyarakat Diminta Tetap Tenang dan Waspada

Agama

Muchsin Bersyukur: Mukjizat Hidup Terjadi Setelah Ikuti GSM AHQ

Berita Unggulan

Diego Martinez: Perlahan Menjadi Mesin Gol Malut United

Wisata

Rasamadu Heritage: Destinasi Wisata Klasik Sentuhan Eropa

Berita Unggulan

Kemenag Siapkan Layanan Haji Berkualitas bagi 221 Ribu Jemaah Indonesia

Berita Unggulan

Dewa United Resmi Jadi Representasi Banten di BRI Liga 1, Sambut Antusiasme Masyarakat Serang

Berita Unggulan

Gubernur DIY Serahkan 222 Serat Palilah, Berikan Kepastian Hukum Pemanfaatan Sultan Ground

Berita Unggulan

Tragedi Pohon Tumbang Timpa Jemaah Shalat Idul Fitri