SLEMAN, voicejogja.com – Lurah Condongcatur Reno Candra Sangaji menjadi dosen tamu mata kuliah Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan. Alumni S3 Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII ini berbagi ilmu tentang Pengelolaan Dana Desa Berbasis Partisipasi Masyarakat, bertempat di Ruang Seminar Lantai 2 Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta, Selasa (30/9/2025) siang.
Kuliah Umum yang diikuti 216 mahasiwa semester 3 Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY) ini dimulai pukul 14.00 WIB. Peserta kuliah umum merupakan mahasiswa yang tengah mengambil mata kuliah (MKA) Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan.
Mengawali kuliah umum, Reno Candra Sangaji, memaparkan Monografi Kalurahan Condongcatur yang memiliki luas 950 hektar dengan jumlah penduduk tercatat 49.222 jiwa. Laki-laki sebanyak 26.283, dan perempuan 22.939 jiwa yang terbagi 18.014 Kepala Keluarga (KK).
Secara geografis, lanjut Reno, wilayah Kalurahan Condongcatur terdiri dari 18 Padukuhan dengan 64 RW dan 212 RT.
Ia menyebut, Pengelolaan Dana Desa di Condongcatur berlandaskan pada UU Desa Nomor 3 tahun 2024, yang mengamanatkan penggunaan dana untuk pembangunan dan pemberdayaan. Aturan ini diperkuat dengan Permendagri dan Perbup Sleman yang menjunjung tinggi prinsip transparansi, akuntabilitas dan partisipasi.
Di Kalurahan Condongcatur dilaksanakan Program bantuan Dana Pembangunan Rp40 juta per RW setiap tahunnya
“Alur partisipasi masyarakat dengan melakukan Musyawarah Padukuhan (Musduk) yang dihadiri semua komponen pengurus padukuhan, RT, RW bersama perangkatnya. Kemudian hasil Musduk dituangkan dalam Berita Acara dibawa dalam Musyawarah Kalurahan (Muskal) yang di verifikasi dan sinkronkan dengan RPJMDes. Selanjutnya Pelaksanaan kegiatan dikerjakan secara swakelola dan gotong royong. Serta kegiatan yang telah selesai dilakukan dilengkapi dengan Laporan monitoring dan evaluasi,” jelas Reno.
Disampaikan juga tentang bantuan untuk kegiatan pembangunan fisik seperti Konblokisasi, Pengaspalan Jalan, Drainase dan lainnya dimana bantuan ini telah menghasilkan berbagai pembangunan fisik yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dana dari desa juga dialokasikan untuk pembangunan SDM melalui program non-fisik.
“Manfaat Fisik Partisipatif akan menumbuhkan rasa memiliki pada warga masyarakat, karena juga melakukan swadaya masyarakat agar hasil pembangunan yang direncakan dapat tercapai secara baik dan maksimal. Sedangkan tantangan yang ada adalah seperti keterbatasan Sumber Daya Manusia terkait hal teknis. Terjadi mekanisme koordinasi di lingkungan RW. Hanya saja kedisiplinan administrasi yang masih perlu ditingkatkan,” beber suami Dewi Nurlaila ini.
Pada kesempatan itu, mahasiswa diajak melakukan Simulasi Musyawarah RW yang dibagi ke dalam beberapa kelompok. Para mahasiwa diajak membayangkan bahwa mereka adalah pengurus RW dengan anggaran Rp40 juta. Mahasiwa diminta menetukan 2-3 prioritas kegiatan yang paling mendesak di lingkunganya masing masing.

Lurah Condongcatur Reno Candra Sangaji saat memberikan Kuliah Umum di Ruang Seminar Lt.2 Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakara, Selasa (30/9/2025) siang
Selanjutnya di diskusikan dalam kelompok mereka selama 10 menit. Dari hasil simulasi setiap kelompok mahasiswa melakukan presentasi, hasil kesepakatan dicatat dalam sebuah ide gagasan kemudian mereka mendiskusikan (program kegiatan) skala prioritas. Di sesi ini, antusiasme mahasiswa berdiskusi bertukar gagasan tentang program masing masing.
“Dari Condongcatur, kita belajar bahwa partisipasi warga adalah kunci. Dana Desa bukan sekadar proyek, melainkan instrumen pemberdayaan. Model ini dapat diterapkan di desa lain dengan penyesuaian konteks karena Dana Desa adalah milik warga. Pemerintah desa hanya mengelola, warga yang menentukan arah pembangunan,” tutupnya.
Usai penyampaian materi dan diskusi kelompok, selanjutnya mahasiwa diberikan kesempatan untuk tanya jawab dan dibuka 3 sesi dimana masing masing sesi ada 3 pertanyaan dari mahasiswa yang langsung dijawab pemateri, Reno Candra Sangaji.
Kuliah umum ini tidak hanya menjadi ruang transfer ilmu, tetapi juga inspirasi tentang bagaimana birokrasi lokal bisa berjalan progresif dan adaptif di tengah tantangan zaman dengan melaksanakan partisipatif warga masyarakat dalam pembangunan.
Sementara Dosen Pengampu, Eko Murdiyanto, sekaligus Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta, mengatakan Lurah Condongcatur selain praktisi juga pengambil kebijakan dan pengguna anggaran di tinggkat kalurahan. Sehingga secara teori dan praktek menguasai keduanya. Oleh karena itu, modal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki Lurah Condongcatur itu yang perlu ditularkan kepada mahasiswa.
“Kuliah dari praktisi pengelola Dana Desa memberikan gambaran yang jelas apabila Dana Desa dikelola degan baik akan menjadi lokomotif dalam pembangunan yang partisipatif. Sehingga masyarakat dapat berperan aktif dan menjadi tuan di rumahnya sendiri,” tegas Eko.
“Serta Dampak dari pembangunan yang dilakukan akan dirawat dan dijaga keberlangsungannya. Sehingga kontinuitas pembangunan kehadirannya harus mensejahterkan dan memperadabkan masyarakat,” pungkas Eko Murdiyanto. (Wasana).
Editor: Mukhlisin Mustofa/Red



















