Breaking News

Home / Agama / Berita Unggulan / Nasional

Rabu, 15 Oktober 2025 - 14:14 WIB

Cahaya Al-Qur’an Sinari Iman, Alam, dan Budaya, Ketua Dewan Hakim STQH Nasional Tegaskan Harmoni Nusantara

Ketua Dewan Hakim STQH Nasional tekankan Al-Qur’an sebagai cahaya yang sinari iman, budaya, dan alam Indonesia, menjaga harmoni Nusantara. foto: Dok Kemenag

Ketua Dewan Hakim STQH Nasional tekankan Al-Qur’an sebagai cahaya yang sinari iman, budaya, dan alam Indonesia, menjaga harmoni Nusantara. foto: Dok Kemenag

Kendari, Voicejogja.com – Al-Qur’an hadir bukan hanya sebagai pedoman spiritual, tetapi juga sebagai cahaya yang menerangi seluruh aspek kehidupan. Pernyataan ini disampaikan Ketua Dewan Hakim Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025, Muchlis M. Hanafi, dalam Dialog Media bertema “Cahaya Al-Qur’an di Timur Nusantara: Harmoni Iman, Alam, Budaya”, Rabu (15/10/2025).

“Cahaya Al-Qur’an tidak hanya menyinari hati orang beriman, tetapi juga ruang sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Dari Timur Nusantara ini, kita berharap cahaya itu memancar ke seluruh Indonesia,” ujar Muchlis.

Dalam dialog yang diselenggarakan Biro Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Kemenag ini, Muchlis menekankan pentingnya memahami keragaman manusia dan alam sebagai kehendak Allah. Mengutip Surat Al-Hujurat ayat 13 dan Surat Fatir ayat 27–28, ia menegaskan bahwa perbedaan suku, bahasa, dan pandangan keagamaan bukan sumber perpecahan, melainkan bagian dari ciptaan Tuhan.

Islam, kata Muchlis, memiliki karakter yang ramah terhadap budaya lokal. Prinsip fikih “Al-‘Adah Muhakkamah” menunjukkan bahwa adat yang baik dapat menjadi dasar hukum selama tidak bertentangan dengan syariat. Sejak masuk ke Nusantara, Islam hadir untuk menyempurnakan budaya, bukan meniadakannya. Banyak tradisi lokal, mulai dari kesenian hingga arsitektur, justru menjadi sarana dakwah yang indah, sebagaimana jejak para Wali Songo.

Baca Juga:  Taklukan Bahrain 1-0, Trio Andalan Garuda Disanjung Nitizen Indonesia

Muchlis juga menyoroti tantangan munculnya paham keagamaan dari luar yang tidak selaras dengan kearifan lokal. “Banyak paham yang datang ke Indonesia, tapi yang tidak sesuai dengan budaya beragam akan tertolak dengan sendirinya,” tegasnya.

Selain itu, Muchlis menekankan pentingnya hubungan harmonis antara manusia dan alam. “Manusia dan alam harus diikat dengan cinta, untuk merawat harmoni di tengah keberagaman dengan rasa kemanusiaan,” katanya.

Dialog Media ini turut dibuka Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulawesi Tenggara, Muhammad Saleh, dan dihadiri berbagai narasumber seperti Rizal Ahmad Rangkuti (Kepala Subdirektorat Lembaga Tilawah dan Musabaqah Al-Qur’an) dan akademisi IAIN Kendari, Danial, serta diikuti audiens dari media lokal dan nasional.

sumber: Kemenag

Share :

Baca Juga

Pelunasan Haji Khusus 2025: Hampir 50% Kuota Terisi

Berita Unggulan

Pelunasan Haji Khusus 2025: Hampir 50% Kuota Terisi Batas Pelunasan Hingga 7 Februari

Berita Unggulan

Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kemenag Kini Bisa Diakses Dosen PTK, Termasuk Sekolah Tinggi Khonghucu

Berita Unggulan

Pemerintah Percepat Konektivitas Digital di Papua, 1.705 Titik Sudah Tersambung

Berita Unggulan

Mampu Atasi Sampah Spesifik Rumah Tangga Hingga 100 Ton, Pemkot Yogya Resmi Luncurkan TRC Mas JOS

Berita Unggulan

Kemenag Atur Kebijakan Asuransi Travel Umrah, Pastikan Jemaah Terlindungi

Berita Unggulan

Menkomdigi Meutya Hafid Serukan Moderasi Digital Demi Masa Depan Generasi Muda

Berita Unggulan

Kemendukbangga Dorong GENTING Cegah Stunting di Sleman, Targetkan SDM Unggul 2045

Berita Unggulan

Kuota Haji Reguler 95% Terisi Hingga Jeda Lebaran, Pelunasan Dibuka Kembali pada 8 April 2025