Breaking News

Home / Berita Unggulan / Wisata

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 19:17 WIB

Dari Sawiji hingga Ora Mingkuh: Resep Yogyakarta Memikat Wisatawan Dunia

Empat nilai Jawa klasik jadi panduan baru manajemen pariwisata Yogyakarta untuk membangun destinasi berkarakter dan berdaya saing global. Foto: istimewa

Empat nilai Jawa klasik jadi panduan baru manajemen pariwisata Yogyakarta untuk membangun destinasi berkarakter dan berdaya saing global. Foto: istimewa

VoiceJogja, Kulon Progo, Sabtu, 9 Agustus 2025 – Dalam lanskap pariwisata yang semakin dinamis, Daerah Istimewa Yogyakarta memerlukan paradigma manajemen yang tidak hanya efisien secara teknis, tetapi juga kokoh secara filosofis. Empat nilai Jawa klasik – Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh – menawarkan kerangka karakter yang dapat menjadi DNA pengelolaan destinasi berbasis budaya sekaligus kompetitif di tingkat global.

Bertempat di Segajih Live in & Education, Desa Wisata Segajih, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, kegiatan ini mempertemukan para pengelola destinasi, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas kreatif untuk merumuskan arah baru pariwisata DIY.

Menurut Agus Budi Rahmanto, Wakil Ketua Bidang Obyek Daya Tarik Wisata dan Event, DPD GIPI DIY, nilai-nilai ini adalah pondasi yang membedakan pengelolaan pariwisata di Yogyakarta. “Sawiji memberi kita fokus, Greget memberi energi, Sengguh menanamkan percaya diri yang realistis, dan Ora Mingkuh memastikan kita bertahan di tengah tantangan. Inilah karakter yang akan membuat destinasi kita tidak sekadar ramai dikunjungi, tapi dirindukan,” ujarnya.

Sawiji menuntut pengelola destinasi untuk menyatukan visi, strategi, dan eksekusi tanpa tercerai oleh distraksi pasar. Dalam konteks pemasaran, ini berarti membangun citra destinasi secara konsisten di benak wisatawan, bukan sekadar mengikuti tren sesaat.

Baca Juga:  Pakaian dan Makanan Tradisional Khas Jogja Meriahkan Festival Budaya Nusantara I

Greget memberi dorongan energi membara – semangat untuk berinovasi, mencipta pengalaman yang menggugah, dan membangun daya tarik yang mampu bersaing di arena global. Destinasi tanpa greget ibarat panggung tanpa cahaya.

Sengguh adalah keyakinan diri yang realistis. Destinasi yang percaya pada nilai uniknya akan berani tampil dengan identitas sendiri, tanpa rasa inferior di hadapan brand wisata lain. Keyakinan ini menjadi modal membangun Unique Selling Proposition yang membedakan destinasi DIY di panggung dunia.

Ora Mingkuh adalah keteguhan untuk bertanggung jawab, tidak mundur di tengah tantangan – entah itu krisis ekonomi, bencana alam, atau persaingan pasar yang ketat. Prinsip ini menjadi fondasi keberlanjutan (sustainability) yang sesungguhnya.

Nilai-nilai ini menantang semua pemangku kepentingan untuk melihat pariwisata bukan hanya sebagai komoditas, tetapi sebagai ruang hidup yang memerlukan kepemimpinan berkarakter. Jika destinasi hanya dikelola berdasarkan permintaan pasar sesaat, ia akan kehilangan jati diri. Tetapi jika dibangun dengan fokus, energi, keyakinan, dan keteguhan, ia akan menjadi destinasi yang bukan hanya dikunjungi, tetapi dirindukan.

Pertanyaannya: Apakah kita siap mengelola pariwisata dengan karakter, bukan sekadar strategi?

Share :

Baca Juga

Berita Unggulan

Jelang Imlek, Kota Semarang Bertabur Lampion

Berita Unggulan

Presiden Prabowo Disambut Hangat di Ankara, Siap Jalankan Misi Diplomatik di Turki

Berita Unggulan

MTsN 1 Jepara Ukir Prestasi di Kresna 2025, Bersiap Bawa Inovasi ke Korea Selatan

Berita Unggulan

Ketua Melanesian Youth Diplomacy: Pemerintah Pusat Serius Bangun SDM dan Infrastruktur Papua

Berita Unggulan

Pengusaha Indonesia di Belanda Siap Perluas Pasar Komoditas Pertanian dan Peternakan ke Eropa

Berita Unggulan

Menteri Nusron Serahkan Sertifikat Tanah ke Masyarakat Kampung Nelayan Muara Angke, Begini Penjelasan Mengenai Kekuatan Hukum Sertifikat HGB!

Berita Unggulan

Road to JCWF 2025, GKR Bendara Satukan Budaya, Olahraga, dan Wellness Tourism

Berita Unggulan

Konflik Memanas, Indonesia Terus Evakuasi WNI dari Iran