Breaking News

Home / Pendidikan

Selasa, 18 Februari 2025 - 19:15 WIB

Dengarkan Suara Anak! Komdigi Sempurnakan Regulasi Perlindungan Digital demi Keamanan Anak di Dunia Maya

Komdigi sempurnakan regulasi perlindungan digital untuk anak. Mendengar suara anak sebagai pemangku kepentingan utama demi menciptakan ekosistem digital yang aman. foto : komdigi.go.id

Komdigi sempurnakan regulasi perlindungan digital untuk anak. Mendengar suara anak sebagai pemangku kepentingan utama demi menciptakan ekosistem digital yang aman. foto : komdigi.go.id

Kilasinformasi.com, 18 Februari 2025 – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus berupaya melindungi generasi muda Indonesia dalam menghadapi tantangan dunia digital yang terus berkembang. Salah satu langkah besar yang sedang diambil adalah menyempurnakan regulasi perlindungan anak di ruang digital, dengan melibatkan suara anak-anak sebagai pemangku kepentingan utama. Hal ini dilakukan melalui Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan pada Selasa (18/2) di Perpustakaan Komdigi, Jakarta Pusat.

Anak-Anak Sebagai Suara Utama dalam Penyempurnaan Regulasi

Staf Khusus Menteri Bidang Kemitraan Global dan Edukasi Digital, Raline Shah, dalam acara tersebut menegaskan bahwa anak-anak harus menjadi bagian integral dalam pembuatan kebijakan digital yang melindungi mereka. “Anak-anak bukan sekadar pengguna, mereka adalah pemangku kepentingan utama. Mereka merasakan langsung dampak baik dan buruk dunia digital. Jika kita ingin regulasi yang benar-benar melindungi, kita harus mendengar mereka,” ujar Raline.

Diskusi ini mengundang anak-anak dari berbagai jenjang pendidikan, dari SD hingga SMA, untuk berbagi pengalaman mengenai tantangan yang mereka hadapi di dunia digital. Beberapa anak menceritakan betapa mudahnya mereka terpapar konten negatif, tekanan sosial di media digital, dan kurangnya pendampingan dari orang tua saat berselancar di dunia maya.

Tantangan yang Dihadapi Anak-Anak di Dunia Digital

Salah satu tantangan terbesar yang disoroti dalam FGD ini adalah dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental anak-anak. Konten berbahaya yang dapat diakses dengan mudah di internet, menurut Raline, dapat merusak kepercayaan diri anak, menumbuhkan kecemasan, bahkan mendorong mereka ke dalam perilaku berbahaya. “Anak-anak menghadapi tantangan yang tidak selalu kita pahami. Perspektif mereka ini yang harus kita jadikan dasar dalam menyusun kebijakan,” tambahnya.

baca Juga , Kilasinformasi : Segera Hadir Regulasi Baru untuk Lindungi Anak di Ruang Digital, Meutya Hafid Tegaskan Keamanan Digital Anak Adalah Prioritas!

Regulasi yang akan disusun tidak hanya akan mengatur tentang pengawasan konten di dunia maya, tetapi juga memberikan perhatian khusus terhadap upaya menciptakan lingkungan digital yang mendukung perkembangan mental dan emosional anak-anak.

Baca Juga:  Tak Kenal Lebaran,Kemensos Percepat Pendirian Sekolah Rakyat

Peran Keluarga dalam Pembentukan Kebiasaan Digital yang Sehat

Meskipun regulasi merupakan langkah yang sangat penting, Raline Shah juga menekankan bahwa keluarga memiliki peran yang tidak kalah vital. “Kita bisa bikin aturan seketat apapun, tapi kalau di rumah anak-anak tidak mendapatkan contoh yang baik, semua akan percuma. Orang tua harus hadir, bukan hanya secara fisik, tapi juga dalam dunia digital anak-anak mereka,” jelas Raline.

Penting bagi orang tua untuk memahami dunia digital yang dijelajahi oleh anak-anak mereka dan memberi pendampingan serta arahan dalam menggunakan internet dengan bijak. Kolaborasi antara regulasi pemerintah dan peran aktif keluarga akan menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem digital yang aman bagi anak-anak.

Baca Juga, Kilasinformasi : Menuju Internet Ramah Anak: Komdigi Bersama Platform Digital Susun Regulasi Perlindungan Anak yang Lebih Efektif

Regulasi Perlindungan Anak: Menjawab Kebutuhan Generasi Muda

Dalam diskusi ini, perwakilan dari Pusat Studi Kebijakan Publik (PSPK) turut hadir memberikan pandangan mereka terkait pentingnya regulasi yang lebih ketat dalam melindungi anak-anak di ruang digital. Hasil dari diskusi ini nantinya akan menjadi bahan utama dalam penyempurnaan regulasi perlindungan anak, memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda.

Dengan melibatkan anak-anak langsung dalam proses pembuatan regulasi ini, Komdigi memastikan bahwa kebijakan yang ada tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga berbasis pada pengalaman dan suara anak-anak sebagai pengguna utama dunia digital.

Sumber : komdigi

Share :

Baca Juga

Berita

Puluhan Pengajar TPA se-Kapanewon Ngemplak Ikuti Penguatan Kapasitas di Kebumen

Pendidikan

Rayakan Kelulusan dengan Aksi Sosial, Siswa SMK Bintara Batang Sedekahkan Seragam untuk Adik Kelas

Pendidikan

Menyemai Harapan di Perbatasan: Ketulusan Ipda Densy dan Suami Membuka Jalan Anak-anak Belu

Pendidikan

Solana Sudah Naik, BeerBear Token Meme Berbasis Gaming Mengenalkan Diri

Berita Unggulan

MTsN 1 Jepara Ukir Prestasi di Kresna 2025, Bersiap Bawa Inovasi ke Korea Selatan

Berita Unggulan

Perjuangan Naura, Siswa MAN 3 Bogor yang Tembus Ilmu Komunikasi UNPAD

Pendidikan

Kurikulum Hijau Pesantren: Pesan Moral Islam untuk Selamatkan Lingkungan

Berita Unggulan

Islam, Sains, dan Teknologi