VoiceJogja, Jakarta — Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menggelar rapat evaluasi pelaksanaan Sekolah Rakyat, Minggu, 26 Juli 2025, meski bertepatan dengan hari libur. Rapat daring ini diikuti oleh 100 Kepala Sekolah Rakyat, Kepala Sentra dan Balai Kementerian Sosial, serta narahubung daerah.
Rapat ini digelar sebagai tindak lanjut dari berjalannya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sejak 14 Juli 2025 di 63 lokasi Sekolah Rakyat. Dalam dua pekan pelaksanaan, Gus Ipul menemukan beberapa siswa mengalami gangguan kesehatan pada masa adaptasi awal.
“Masalah kesehatan anak-anak ini akan kita atasi bersama Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan setempat, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo,” tegas Gus Ipul.
Tak hanya soal kesehatan, Gus Ipul juga menyoroti tiga isu krusial di lingkungan sekolah: bullying, kekerasan fisik/ seksual, dan intoleransi. Ia meminta para kepala sekolah memberi perhatian khusus dan segera mengambil langkah pencegahan.
Untuk memitigasi risiko, Kementerian Sosial akan berkolaborasi dengan tim kurikulum dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) guna menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan isu-isu tersebut. SOP ini akan melengkapi kurikulum dan menjadi acuan satu standar nasional di Sekolah Rakyat.
“Saya titipkan dari awal, sedang dimatangkan kurikulumnya, SOP-nya, kode-kodenya. Supaya para kepala sekolah punya panduan yang sama,” ucap Gus Ipul.
Dalam kesempatan itu, Gus Ipul juga menekankan pentingnya kolaborasi antarinstansi dan kerja tim demi keberhasilan Sekolah Rakyat. Ia meminta seluruh pihak menjaga komunikasi dan menyelesaikan tugas masing-masing dengan tanggung jawab penuh.
100 Sekolah Rakyat telah berdiri di berbagai wilayah Indonesia pada tahun 2025. Sebanyak 63 titik telah memulai MPLS, sementara 37 lainnya akan mulai beroperasi setelah proses renovasi selesai pada akhir Juli atau awal Agustus.
Dengan latar belakang anak dan kondisi wilayah yang beragam, Gus Ipul memberi ruang inovasi kepada para kepala sekolah untuk menyesuaikan pendekatan, asalkan tetap dalam koridor norma yang berlaku.
“Silakan berinovasi, sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Tapi jangan keluar dari batas dan norma,” pesannya.
Menutup rapat, Gus Ipul mengingatkan pentingnya standar operasional dan penggunaan buku panduan sebagai acuan dalam pelaksanaan Sekolah Rakyat.
Sumber: Kemensos


















