Breaking News

Home / Berita Unggulan / Daerah

Senin, 17 Maret 2025 - 03:44 WIB

Jelang Nyepi, Umat Hindu Cirebon Berbagi Takjil.

Jelang Nyepi, umat Hindu di Cirebon berbagi takjil kepada sesama sebagai bentuk toleransi dan persaudaraan antarumat beragama di tengah bulan Ramadan. foto : Kemenag

Jelang Nyepi, umat Hindu di Cirebon berbagi takjil kepada sesama sebagai bentuk toleransi dan persaudaraan antarumat beragama di tengah bulan Ramadan. foto : Kemenag

Kilasinformasi.com, 17 Maret 2025, – Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Cirebon menunjukkan semangat kebersamaan dan toleransi yang luar biasa. Di Harjamukti, Cirebon, senja mulai meredup pada Minggu, 16 Maret 2025, namun suasana di sekitar Pura Agung Jati Pramana justru dipenuhi dengan keceriaan dan kehangatan. Puluhan umat Hindu tampak sibuk membagikan takjil gratis kepada pengendara yang melintas. Setiap senyuman dan sapaan ramah menjadi bukti nyata dari semangat berbagi yang melampaui batas-batas agama.

Made Supartini, seorang Penyuluh Agama Hindu, menjelaskan bahwa kegiatan berbagi takjil ini merupakan bagian dari tradisi Saka Bhoga Sevanam, sebuah bentuk pelayanan dengan memberikan makanan kepada sesama.

“Ini adalah wujud kebersamaan yang kami jalani dalam ajaran Hindu. Berbagi dengan sesama adalah salah satu nilai yang kami junjung tinggi,” ujar Made dalam kesibukannya membagikan takjil.

Saka Bhoga Sevanam: Makna dalam Setiap Gerakan

Saka Bhoga Sevanam menjadi simbol penting dalam rangkaian perayaan Nyepi, hari suci umat Hindu. Tradisi berbagi ini memiliki makna mendalam, terutama ketika dilaksanakan di bulan Ramadan yang penuh berkah. Meskipun umat Hindu sedang mempersiapkan diri untuk merayakan Nyepi, mereka memilih untuk berbagi kebahagiaan dengan saudara-saudara Muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa.

Baca Juga, Kilasinformasi : Persaudaraan Lintas Iman Magelang Gelar Aksi Berbagi Takjil: Menumbuhkan Semangat Kebersamaan di Bulan Ramadan

“Kami ingin menunjukkan bahwa perbedaan agama bukan penghalang untuk saling berbagi dan peduli. Justru, perbedaan ini memperkaya dan mempererat tali persaudaraan kami,” tambah Made Supartini.

Tidak hanya membagikan takjil kepada pengendara jalan, umat Hindu di Cirebon juga menyasar masyarakat sekitar dan penghuni panti werda. Kegiatan ini memperlihatkan betapa besar rasa peduli mereka terhadap sesama. Senyuman yang tulus dari para penerima takjil menggambarkan kehangatan yang tercipta dalam momen kebersamaan ini.

Baca Juga:  Puncak Peringati Hari Kunjung Perpustakaan Tahun 2025, DPK Sleman Beri Apresiasi Pegiat dan Pengunjung Perpustakaan Berprestasi

Toleransi dan Persaudaraan yang Menginspirasi

Aksi sosial ini bukan hanya tentang memberikan makanan, tetapi juga tentang menebar pesan toleransi dan persaudaraan yang semakin relevan di tengah keberagaman bangsa. Melalui kegiatan ini, umat Hindu di Cirebon berharap bisa mempererat hubungan antarumat beragama dan membawa keberkahan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Baca Juga, Kilasinformasi : Bupati Sleman Buka War Takjil Ramadhan Sinduadi,Dukung UMKM

Respons masyarakat terhadap kegiatan ini sangat positif. Banyak yang merasa tersentuh oleh inisiatif ini, yang tidak hanya mencerminkan nilai kerukunan, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana agama dan kepercayaan yang berbeda bisa hidup berdampingan dengan damai. Harapan terbesar dari kegiatan ini adalah agar semangat kebangsaan dan harmonisasi antarumat beragama terus berkembang, tidak hanya di Cirebon, tetapi juga di seluruh Indonesia.

Foto : Kemenag

Kerukunan yang Diperkuat oleh Aksi Sosial

Apa yang dilakukan umat Hindu di Cirebon ini adalah contoh konkret dari kerukunan antarumat beragama yang harus terus dipelihara. Dalam dunia yang sering kali terpecah oleh perbedaan, kegiatan berbagi ini membuktikan bahwa persaudaraan bisa tumbuh melalui tindakan nyata. Saka Bhoga Sevanam bukan hanya sekadar berbagi takjil, tetapi juga merayakan perbedaan yang menjadi kekuatan, bukan halangan.

Toleransi yang ditunjukkan umat Hindu di Cirebon ini memberikan inspirasi bagi kita semua untuk saling menghargai dan bekerja sama, meski kita mungkin berbeda agama, suku, atau budaya. Kegiatan ini mengingatkan kita bahwa kebersamaan dan solidaritas adalah landasan utama bagi terciptanya masyarakat yang harmonis dan damai.

Sumber : Kementrian Agama

Share :

Baca Juga

Daerah

Perubahan Jam Operasional Minimarket di Batang: Solusi untuk UMKM

Berita Unggulan

Wabup Sleman Danang Maharsa Dorong FKAP Terapkan Pendekatan Adaptif Hadapi Penurunan Kepercayaan Publik terhadap Parpol

Berita Unggulan

Presiden Brasil Lula da Silva Disambut Meriah di Istana Merdeka, Simbol Eratnya Persahabatan Indonesia–Brasil

Berita

Yoga dan Meditasi di Candi Ijo: Harmoni Alam, Jiwa, dan Warisan Budaya Yogyakarta

Berita Unggulan

Antara Melihat Film PKI Karya Arifin C Noor dan Membaca Buku John Rossa

Berita Unggulan

Indonesia dan Singapura Bangun Zona Industri Hijau di Kepri, Dorong Energi Bersih Regional

Berita Unggulan

Menteri Dody Tinjau Progres Pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen, Tekankan Pembangunan Berkelanjutan

Daerah

Penanaman Pisang Cavendish di Jembrana: Langkah Strategis dalam Penataan Tanah Ulayat dan Pemanfaatan Sumber Daya Lokal