Breaking News

Home / Berita Unggulan / Nasional

Selasa, 11 Februari 2025 - 05:18 WIB

KKP Peringatkan Ancaman Kematian Ikan Massal di Waduk Jatiluhur, Masyarakat Diminta Waspada

KKP mengingatkan pembudidaya ikan di Waduk Jatiluhur tentang ancaman kematian massal ikan akibat cuaca ekstrim dan upwelling. Pelajari cara mencegah kerugian besar dalam budidaya ikan. foto : KKP.id

KKP mengingatkan pembudidaya ikan di Waduk Jatiluhur tentang ancaman kematian massal ikan akibat cuaca ekstrim dan upwelling. Pelajari cara mencegah kerugian besar dalam budidaya ikan. foto : KKP.id

Kilas, 11 Februari 2025 – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah bergerak cepat untuk mengatasi fenomena kematian ikan massal yang terjadi di Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Fenomena ini adalah bagian dari dampak cuaca ekstrim yang kerap terjadi setiap tahun dan menyebabkan penurunan kualitas air, khususnya kekurangan oksigen, yang berujung pada kematian massal ikan budidaya.

Peristiwa kematian ikan ini semakin diperburuk oleh fenomena upwelling, yang mengurangi pasokan oksigen terlarut di perairan. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengingatkan kepada masyarakat pembudidaya ikan untuk tidak menunda-nunda panen dan selalu memperhatikan tanda-tanda awal penurunan kualitas air.

KKP Dukung Nelayan Tangerang dengan Program Pemberdayaan untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan

Penyebab Kematian Massal Ikan di Waduk Jatiluhur

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Tb Haeru Rahayu (Tebe), menjelaskan bahwa kematian massal ikan di Waduk Jatiluhur merupakan fenomena alam tahunan yang dipicu oleh cuaca ekstrim, yang menurunkan kualitas air dan mengurangi pasokan oksigen dalam jumlah signifikan. “Fenomena ini seharusnya tidak terjadi lagi, karena KKP setiap tahun selalu memberikan imbauan kepada daerah yang memiliki perairan umum mengenai pencegahan kematian massal ikan,” kata Tebe.

Selain masalah upwelling, masalah lain yang turut memperburuk situasi adalah penggunaan Keramba Jaring Apung (KJA) yang melebihi kapasitas daya dukung perairan. KKP sebelumnya telah mengingatkan agar jumlah KJA sesuai dengan standar dan kapasitas yang telah ditentukan melalui zonasi yang berlaku.

“Penggunaan KJA yang tidak sesuai dengan kapasitas daya dukung perairan merupakan salah satu penyebab utama kematian massal ikan di Waduk Jatiluhur. Kami juga sudah rutin mengingatkan tentang pentingnya periode budidaya yang tepat dan penggunaan KJA yang sesuai,” ujar Tebe.

Upaya KKP dalam Mengatasi Kematian Ikan Massal

KKP telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan dampak dari kematian massal ikan. Salah satunya adalah melalui pendampingan oleh penyuluh-penyuluh KKP yang memberikan edukasi kepada masyarakat pembudidaya.

Ujang Komarudin, Direktur Ikan Air Tawar KKP, menjelaskan bahwa meskipun banyak pembudidaya yang sudah mengetahui tentang ancaman cuaca ekstrim dan upwelling, masih banyak yang tetap menunda panen ikan agar dapat memperoleh ukuran yang lebih besar. “Meskipun sudah ada peringatan, banyak pembudidaya yang tetap menahan panen ikan, seperti ikan mas, yang sangat bergantung pada kestabilan oksigen dalam air,” jelas Ujang.

Baca Juga:  Menkomdigi Meutya Hafid: Media Nasional Harus Tangguh Hadapi Disrupsi Digital

Dia mengimbau agar pembudidaya segera melakukan panen total atau panen awal untuk menghindari kerugian lebih besar akibat kematian massal ikan. “KKP juga merekomendasikan untuk sementara waktu tidak melakukan aktivitas budidaya di Waduk Jatiluhur hingga kondisi cuaca kembali normal,” tambahnya.

Kerugian Akibat Kematian Ikan Massal

Total kerugian yang ditimbulkan dari kejadian kematian massal ikan di Waduk Jatiluhur diperkirakan mencapai sekitar 100 ton ikan dengan nilai sekitar Rp 2,2 milyar. Mayoritas ikan yang mati adalah ikan mas, yang dikenal sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air. Kejadian ini terutama terjadi di dua lokasi, yakni Kampung Pasir Kole, Desa Kutamanah, Kecamatan Sukasari dan Kampung Citerbang, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani.

KKP Fokus Kembangkan Desa Wisata Bahari untuk Tingkatkan Ekonomi Pesisir

Tebe juga menegaskan pentingnya menjaga kebersihan perairan dan mengangkat ikan mati untuk mencegah pencemaran lebih lanjut. “Segera angkat ikan yang sudah mati dari perairan dan langsung kubur untuk mencegah kontaminasi yang lebih luas,” ujarnya.

Langkah Keberlanjutan dalam Budidaya Ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengingatkan kepada seluruh pembudidaya ikan untuk selalu mengedepankan prinsip keberlanjutan dalam setiap kegiatan budidaya. Keberlanjutan ekologi harus dijaga agar tidak hanya menguntungkan di jangka pendek, tetapi juga mendukung keberlanjutan ekosistem perairan dalam jangka panjang.

“Keberlanjutan dalam budidaya ikan sangat penting, baik dari segi lingkungan maupun ekonomi. Kami berharap para pembudidaya dapat mengikuti pedoman yang sudah ditetapkan agar budidaya ikan yang dilakukan ramah lingkungan dan tidak merugikan di masa depan,” kata Trenggono.

Tag: Kematian Ikan Massal, Waduk Jatiluhur, KKP, Cuaca Ekstrim, Upwelling, Keramba Jaring Apung, Panen Awal, Keberlanjutan Budidaya, Ikan Mas, Budidaya Ikan, Perikanan Indonesia.

 

sumber : KKP.id

Share :

Baca Juga

Berita Unggulan

Jelang Imlek, Kota Semarang Bertabur Lampion

Agama

Pembangunan MTs dan MA Pamulangan Godean Resmi Dimulai, Bupati Sleman Lakukan Peletakan Batu Pertama

Berita Unggulan

PAUD: Inovasi Pembelajaran Menyenangkan untuk Anak Usia Dini

Berita Unggulan

Mentan Amran dan Gubernur Maluku Utara Bahas Strategi Penguatan Ketahanan Pangan

Berita Unggulan

Wamensos Agus Jabo Tinjau Longsor Cilacap, Salurkan Santunan Rp376 Juta untuk Korban

Berita Unggulan

Jogjavaganza 2025 Jadi Ruang Kolaborasi, Pariwisata Yogyakarta Makin Dilirik

Berita Unggulan

Presiden Prabowo Resmikan KEK Industropolis Batang: Langkah Strategis Hilirisasi dan Industrialisasi dengan Kerja Sama Indonesia-Tiongkok

Berita Unggulan

Serunya Mei 2025: Ini Daftar Event Pilihan yang Wajib Masuk Agendamu!