Breaking News

Home / Berita Unggulan / Daerah

Rabu, 4 Juni 2025 - 05:29 WIB

Mafia Pangan? Mentan Amran Bongkar Kejanggalan Data Stok Beras di Cipinang

Stok beras di Pasar Induk Cipinang mendadak jebol 11 ribu ton dalam sehari. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman curiga ada permainan. Mafia pangan? Bisa jadi. Foto: Kementan

Stok beras di Pasar Induk Cipinang mendadak jebol 11 ribu ton dalam sehari. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman curiga ada permainan. Mafia pangan? Bisa jadi. Foto: Kementan

Kilasinformasi.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap kejanggalan dalam distribusi beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta. Ia mencurigai adanya praktik mafia pangan setelah menemukan lonjakan distribusi yang tak wajar.

Berdasarkan data Food Station Tjipinang, tercatat 11.410 ton beras keluar hanya dalam satu hari, tepatnya pada 28 Mei 2025. Angka ini jauh di atas rata-rata distribusi harian normal yang hanya sekitar 2.000–3.000 ton.

Baca Juga, Kilasinformasi: Pemkab Batang Dorong Pertanian Terpadu Demi Kesejahteraan Petani

“Masuk akal gak? Ini 11.000 ton keluar dalam sehari. Satgas pangan sudah turun. Alasannya macam-macam, katanya salah hitung atau koreksi data,” ujar Amran saat konferensi pers di Kantor Kementan, Selasa (3/6/2025).

Mentan menyebut bahwa selama ini stok beras nasional aman, bahkan melimpah. Stok Bulog mencapai 4 juta ton, dan stok di Cipinang pada awal tahun berada di kisaran 50 ribu ton. Tidak ada alasan logis kelangkaan atau lonjakan harga.

Baca Juga:  Komisi IV DPR Dukung Mentan Amran Usut Tuntas Kasus Beras Oplosan

“Jangan sampai ini jadi sabotase terhadap pemerintah,” tegasnya.
Ia menuding ada pihak tertentu yang sengaja memainkan laporan stok untuk mencari keuntungan pribadi, termasuk dugaan manipulasi data dan praktik “blending”—mencampur beras SPHP dengan lokal untuk dijual mahal.

Baca Juga, Kilasinformasi: Stok Beras Nasional Tembus 3,8 Juta Ton, Pemerintah dan Bulog Makin Solid

Kementan meminta Satgas Pangan Mabes Polri menyelidiki data tersebut. Kepala Satgas Pangan, Helfi Assegaf, mengatakan pihaknya masih mendalami ke mana sebenarnya beras itu keluar, karena pihak terkait tidak bisa menjelaskan dengan jelas.

“Kalau ternyata tidak sesuai, artinya ada manipulasi data,” kata Helfi.

Mentan Amran pun menutup pernyataannya dengan tegas: “Jangan main-main dengan pangan. Pemerintah dan petani sudah bekerja keras menjaga produksi. Mafia pangan harus diberantas!”

Sumber: Kementan

Share :

Baca Juga

Daerah

Sambil Laksanakan Patroli, Babinsa Sosialisasikan Penerimaan TNI AD Gratis

Berita Unggulan

David da Silva Rayakan Pencapaian 100 Laga Bersama Persib

Berita Unggulan

Agus Budi Rachmanto: Masa Depan Pariwisata Ada di Kolaborasi dan Spiritualitas

Berita Unggulan

Boalemo Luncurkan Smart School: Akselerasi Digitalisasi Pendidikan di Timur Indonesia

Daerah

Tour Of Kemala 2025: Kunjungan Wisatawan Meningkat Pesat, Yogyakarta Jadi Destinasi Unggulan

Berita Unggulan

Membaca Arah Indonesia 2025–2043: Krisis, Kesadaran, dan Lompatan Masa Depan

Berita Unggulan

Bali United Raih Satu Poin Setelah Imbang 1-1 dengan Persita

Berita Unggulan

Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1446 H Jatuh pada 1 Maret 2025