Yogyakarta, Nasionalku.com – Tak lama lagi, warga Kota Yogyakarta akan punya akses lebih mudah terhadap bahan pangan murah. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah menyiapkan pengembangan Kios Segoro Amarto hingga ke tingkat kelurahan mulai tahun 2026 mendatang.
Langkah ini jadi bagian dari strategi Pemkot untuk menekan laju inflasi dan memastikan harga pangan di masyarakat tetap sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, Kios Segoro Amarto selama ini baru tersedia di beberapa pasar rakyat. Namun ke depan, Pemkot ingin membawa layanan tersebut lebih dekat ke masyarakat.
“Rencana kami, Kios Segoro Amarto tidak hanya di pasar, tetapi juga bisa dimasukkan di masing-masing kelurahan,” kata Hasto dalam Rapat Koordinasi Daerah dan High Level Meeting (HLM) TPID se-DIY di Hotel Royal Ambarrukmo, Selasa (11/11/2025).
Hasto menjelaskan, tahap awal pengembangan akan dimulai di 14 titik kemantren di Kota Yogyakarta. Jika berjalan lancar, program ini akan diperluas ke 45 kelurahan. Ia pun telah meminta OPD terkait menyiapkan anggaran untuk mendukung implementasinya tahun depan.
“Tidak semua warga bisa ke pasar. Lebih baik kiosnya didekatkan ke masyarakat dan didistribusikan ke beberapa titik kelurahan,” lanjutnya.
Kios Segoro Amarto tak sekadar tempat jual beli pangan, tapi juga wadah pemberdayaan warga lokal. Menurut Hasto, pedagang kecil bisa ikut mengelola kios ini—mirip konsep e-warung—dengan tetap mendapatkan keuntungan wajar. Bahkan, Pemkot membuka peluang kolaborasi dengan Koperasi Merah Putih di tiap kelurahan.
“Kios ini bersubsidi. Pedagang tetap untung, masyarakat juga diuntungkan karena harga sesuai HET,” ujar Hasto.
Selain memperbanyak Kios Segoro Amarto, Pemkot Yogyakarta juga memperkuat kerja sama antar daerah untuk menjaga pasokan pangan. Salah satunya dengan Kabupaten Sleman untuk komoditas beras dan cabai. Ada pula inisiatif Warung Mrantasi (Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi) yang melibatkan masyarakat dalam menjaga kestabilan harga.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan agar seluruh pihak tetap waspada menghadapi tekanan inflasi menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Forum ini bukan hanya tempat koordinasi, tapi juga wadah memperkuat kolaborasi antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil. Kita ingin inflasi terkendali secara berkeadilan—harga stabil, petani tetap sejahtera,” ujar Sultan.
Sri Sultan juga menyoroti pentingnya memperkuat BUMD pangan, memperluas akses pembiayaan pertanian, dan mempercepat digitalisasi serta hilirisasi sektor pangan agar ekonomi daerah makin tangguh.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Sri Darmadi Sudibyo, melaporkan bahwa inflasi DIY pada Oktober 2025 berada di level 2,90 persen (yoy) dan 0,42 persen (mtm). Kondisi itu masih terkendali, namun ia mengingatkan pentingnya antisipasi menghadapi peningkatan harga menjelang akhir tahun.
“Kita perlu memperkuat pemantauan pasokan, memastikan distribusi pangan lancar, dan mengoptimalkan peran BUMD sebagai offtaker,” ujar Sri Darmadi.
Jika rencana itu berjalan sesuai target, Kios Segoro Amarto di tiap kelurahan bukan hanya akan menjadi penjaga harga pangan, tapi juga simbol gotong royong ekonomi warga Yogyakarta, sesuai semangat Segoro Amarto, yang berarti “Semangat Gotong Royong Masyarakat Tangguh”.
sumber: warta.jogjakota.go.id




















