Yogyakarta, Voicejogja.com – Kementerian Agama melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) kembali membuka kesempatan riset bagi dosen Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) dengan program MoRA The Air Fund 2025. Pendaftaran resmi dibuka mulai 13 Oktober 2025, sebagaimana disampaikan Kepala Puspenma, Ruchman Basori, saat sosialisasi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jumat (3/10/2025).
Program ini menawarkan empat fokus riset:
Sosial Humaniora
Ekonomi dan Lingkungan
Kebijakan Agama dan Keagamaan (maksimal Rp500 juta per proposal)
Sains dan Teknologi (maksimal Rp2 miliar per proposal)
Sejak 2024, LPDP telah mengalokasikan Rp50 miliar per tahun untuk program ini, dan dana serupa juga disiapkan untuk 2026. Ruchman menekankan pentingnya riset berdampak bagi masyarakat dan bangsa.
“Riset yang produktif dan bermanfaat akan memperkuat peran periset PTKIN di masyarakat serta menjadi solusi masalah kebangsaan dan kemasyarakatan,” ujarnya.
Persyaratan periset utama PTK atau Fakultas Agama Islam (FAI) di perguruan tinggi negeri (PTU) antara lain: WNI, memiliki kualifikasi akademik Doktor (S3), jabatan minimal Lektor, Sinta Score minimal 100, dan dianjurkan berkolaborasi dengan periset dari perguruan tinggi peringkat 500 dunia QS. Setiap periset utama hanya boleh mengusulkan satu proposal.
Sementara untuk dosen Ma’had Aly, persyaratan termasuk kualifikasi minimal Magister (S2), memiliki rekam jejak akademik baik, dan mendapatkan rekomendasi dari Mudir Ma’had Aly. Proposal riset harus sesuai takhassus keilmuan dan berbahasa Arab.
Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga, Muchammad Shodiq, menekankan pentingnya partisipasi seluruh sivitas akademika. “Sudah saatnya dosen PTK unjuk gigi dalam riset, bersaing di tingkat nasional,” katanya.
Program ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi ilmiah yang menghasilkan riset berkualitas, inovatif, dan berdampak luas, sekaligus menguatkan posisi dosen PTK di panggung riset nasional maupun internasional.
sumber: Kemenag




















