Breaking News

Home / Berita / Daerah

Minggu, 21 September 2025 - 05:32 WIB

Petani Membincang Mata Air Pertanian dan Pelestarian Alam

YOGYAKARTA, voicejogja.com – Presiden Sukarno atau Bung Karno menyatakan petani adalah pilar penyangga tatanan negara Indonesia. Tanpa petani suatu negeri akan kelaparan. Ketika petani tidak bekerja, kota terancam kelaparan.

“Petani betul-betul terdesak, anak-anaknya tidak mau menjadi petani, istri-stri petani dan masyarakat lebih suka panen beras impor di warung,” kata Eko Hand, Ketua Yayasan Taman Sesaji Nusantara, Sabtu (20/9/2025) sore.

Ia menilai situasi ini diperburuk dengan desa yang lebih memilih berubah menjadi kota. Lahan-lahan pertanian ditanami gedung, hotel dan tempat-tempat hunian. Petani betul-betul sendirian tanpa teman.

Lebih lanjut, ia menyatakan hasil pertanian yang mengenyangkan manusia tak mampu memantik kesadaran bahwa seungguhnya manusia menumpang hidup dan dihidupi oleh bumi. Ana urip, ana sing nguripi lan ana sing gawe urip (ada hidup, ada yang menghidupi dan ada yang menciptakan kehidupan). Manusia beserta seluruh organisme hidup dan seluruh entitas hidup ini ternyata menumpang hidup dan dihidupi oleh bumi tanpa terkecuali. Bumi sebagai tempat hidup adalah karunia dari Sang Pencipta Kehidupan.

Baca Juga:  Masjid Jami’ At-Taqwa Paciran: Oase Nyaman Bagi Pemudik di Jalur Pantura

Mata air, pertanian dan pelestarian alam adalah untaian yang saling berkait. Aliran air dari sumber mata air dibutuhkan untuk pertanian. Mari berdiskusi mata air, pertanian dan pelestarian alam dalam kerangka kesatuan yang utuh, pada :
Hari : Senin, 22 September 2025
Jam : 18.00 WIB
Tempat :  J.J. CAFÉ & ART
Jl. Melon, Mundusaren, Nologaten, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta.

Nara Sumber :
Mas Heru : Eks Presiden Tani Asia (AFA)
Mas Dhimas : Petani Muda berbasis kearifan lokal
Mas Edwind : Pelestari Hutan Bakau di Kretek.
Moderator : Eko Hand dan Uret Pari

Performance :
1. Ritus Mantra Surya Sakethi
2. Teater Senthir
3. Mbah Uret Pari Perfomance

Mbah Uret Pari, seniman kawakan Yogyakarta mengajak media agar menyuarakan kepada publik.

”Mari kita berjuang, menempuh waktu dan menghadapi situasi untuk minimalnya menyuarakan kedaulatan pangan,” ujar Mbah Uret Pari. (*)

Editor: Mukhlisin Mustofa/Red

Share :

Baca Juga

Berita

Komunitas FEDJO Siap Gelar Bikecamp Pesepeda Federal Seluruh Indonesia

Daerah

Polres Batang Gelar Operasi Premanisme Skala Besar untuk Jamin Keamanan Selama Libur Panjang

Daerah

UMKM Kota Yogyakarta Unjuk Gigi di Indonesia City Expo 2025

Berita Unggulan

Bupati Sleman Kukuhkan Dewan Pendidikan 2025–2030

Daerah

Peningkatan Arus Mudik: One Way Diperpanjang Hingga Tol Brebes Barat KM 263

Daerah

Pemkab Sleman Pastikan Pelayanan Publik Tetap Optimal Selama Libur Lebaran 2025

Daerah

PPNI Yogya Gelar Cek Kesehatan Gratis di Beringharjo

Berita Unggulan

Riset UGM dan BRIN Buktikan Aqua Berasal dari Sistem Sumber Air Pegunungan