Breaking News

Home / Berita Unggulan / Pendidikan

Senin, 9 Juni 2025 - 10:31 WIB

Prof. Dr. Gabriel Lele Dikukuhkan Sebagai Guru Besar FISIPOL UGM, HP Management Siap Kolaborasi

Prof. Gabriel Lele dikukuhkan jadi Guru Besar FISIPOL UGM, dorong demokrasi yang hidup dalam kebijakan publik. Sejumlah mitra siap kolaborasi. Foto: Herman

Prof. Gabriel Lele dikukuhkan jadi Guru Besar FISIPOL UGM, dorong demokrasi yang hidup dalam kebijakan publik. Sejumlah mitra siap kolaborasi. Foto: Herman

Demokrasi bukan hanya soal pemilu. Dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar FISIPOL UGM, Prof. Gabriel Lele menekankan pentingnya kebijakan publik yang inklusif, reflektif, dan berpihak pada rakyat. Sejumlah mitra pun siap berkolaborasi menghidupkan gagasannya.

Kilasinformasi.com, Yogyakarta – Demokrasi bukan hanya soal pemilu. Dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar FISIPOL UGM, Prof. Gabriel Lele menekankan pentingnya kebijakan publik yang inklusif, reflektif, dan berpihak pada rakyat. Sejumlah mitra pun siap berkolaborasi menghidupkan gagasannya.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) kembali mencatatkan capaian akademik membanggakan dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Gabriel Lele sebagai Guru Besar dalam bidang Tata Kelola dan Kebijakan Publik. Upacara pengukuhan digelar di Balai Senat UGM, Rabu (5/6), dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, sivitas akademika, keluarga, dan kolega Prof. Gabriel.

Baca Juga, Kilasinformasi: Sosiàlisasi Buku Kuliah Keistimewaan Yogyà Di Sleman

Dalam pidato ilmiah bertajuk “Democracy Beyond Election: Kebijakan Publik Agonistik sebagai Agenda Transformasi”, Prof. Gabriel menyampaikan kritik tajam terhadap praktik demokrasi yang cenderung terbatas pada pelaksanaan pemilu semata. Ia menegaskan bahwa demokrasi semestinya hidup dalam setiap proses kebijakan publik (dari formulasi, implementasi, hingga evaluasi.)

“Pemilu lima tahunan bukanlah satu-satunya manifestasi demokrasi. Kebijakan publik harus menjadi arena demokrasi yang substansial, tempat keberagaman pandangan diuji dan dimaknai setiap hari,” ujar Prof. Gabriel.

Pulung WP (HP management),Prof Gabriel Lele & Suharmanto ( inisiator Ensiklopedi Digital teloransi & perdamaian) Foto: Herman

Ia juga menyerukan peran strategis universitas untuk menjadi multiversitas — ruang pembelajaran yang menghargai pluralitas dan melahirkan warga negara kritis, bukan sekadar teknokrat. “Kita butuh pendidikan yang memerdekakan, bukan sekadar melatih,” tambahnya.

Pengukuhan Prof. Gabriel turut dihadiri dan disambut hangat oleh Pulung WP dari HP Management & Consultants serta Suharmanto, inisiator Ensiklopedia Digital Toleransi dan Perdamaian. Dalam kesempatan tersebut, keduanya menyampaikan apresiasi dan dukungan atas pemikiran transformatif Prof. Gabriel.

Baca Juga:  Menag Nasaruddin Umar: Masjid Harus Jadi Sumber Manfaat Bagi Umat

“Prof. Gabriel adalah inspirasi bagi dunia kebijakan publik di Indonesia. Pemikiran beliau membuka ruang baru bagi demokrasi yang lebih inklusif dan progresif. Kami di HP Management siap bersinergi, berkolaborasi, dan mendukung inisiatif-inisiatif kebijakan yang berpihak pada rakyat,” ujar Pulung WP.

Senada dengan itu, Suharmanto menekankan pentingnya membumikan nilai-nilai demokrasi dan toleransi dalam setiap kebijakan publik yang dihasilkan.

“Apa yang disampaikan Prof. Gabriel menjadi pengingat penting bahwa kebijakan publik tidak boleh netral terhadap ketidakadilan. Kami di Ensiklopedia Digital Toleransi dan Perdamaian siap bekerja sama untuk memperluas literasi kebijakan yang berakar pada nilai-nilai perdamaian, pluralisme, dan keadilan sosial,” tutur Suharmanto.

Keduanya menyatakan kesiapan untuk menjalin kolaborasi lintas sektor demi memperkuat praktik kebijakan yang demokratis dan berpihak pada kepentingan publik.

Baca Juga, Kilasinformasi: HP Management Yogyakarta Dukung Kepemimpinan Hasto dan Wawan dalam Mewujudkan Yogyakarta Maju

Tak sekadar seremoni, pengukuhan ini menjadi penegasan komitmen FISIPOL UGM untuk terus melahirkan pemikir transformatif yang menjawab tantangan zaman. Gagasan Prof. Gabriel dinilai sangat relevan dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:

SDG 16 (Peace, Justice, and Strong Institutions): Mendorong tata kelola yang adil dan partisipatif melalui kebijakan agonistik.

SDG 10 (Reduced Inequalities): Mengadvokasi pelibatan kelompok marjinal dalam proses kebijakan.

SDG 4 (Quality Education): Menawarkan reformasi kurikulum kebijakan publik agar lebih reflektif dan inklusif.

Dengan pengukuhan ini, Prof. Gabriel tidak hanya memperkuat posisi akademik UGM di kancah nasional, tetapi juga menyumbangkan pemikiran kritis yang penting bagi masa depan demokrasi dan kebijakan publik Indonesia.
(Herman)

Share :

Baca Juga

Berita Unggulan

MTsN 1 Jepara Ukir Prestasi di Kresna 2025, Bersiap Bawa Inovasi ke Korea Selatan

Berita Unggulan

Timnas Putri Indonesia Masuk Grup Neraka di ASEAN Women’s Championship 2025

Berita Unggulan

Orang Tua Apresiasi Peluncuran TunasDigital.id: Bantu Lindungi Anak di Dunia Maya

Agama

Ratusan Peserta Siap Berzikir Hippocampus Asmaul Husna di Hotel Bifa Yogyakarta

Berita Unggulan

Percepatan Tanam Serempak, Langkah Strategis Kementan Menuju Swasembada Pangan Nasional

Berita Unggulan

Tiket ASEAN U-23 2025 Sudah Dijual, Jangan Beli dari Calo!

Berita Unggulan

UMKM Indonesia Makin Siap Go Global Lewat Program “Anak Muda Bisa Ekspor

Berita Unggulan

Kemenpar Tingkatkan Kompetensi Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif di Jawa Timur