SLEMAN, voicejogja.com – Komitmen Pemerintah Condongcatur dalam pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) dan anak bergangguan mental dengan perilaku impulsif dan hiperaktif atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di wilayah Condongcatur ditandai dengan memperkuat kapasitas guru PAUD. Salah satunya dengan menggandeng Rumah Sakit Condongcatur sebagai mitra narasumber dan ahli.
Kegiatan peningkatan kompetensi guru PAUD yang diikuti 50 peserta ini berlangsung di Ruang Wacana Loka Kalurahan Condongcatur pada Selasa, 7 Oktober 2025, sekira pukul 09.00 hingga 13.00 WIB.
Kamituwa Condongcatur, Al Thouvik Sofisalam, mendorong agar pendidik PAUD di wilayahnya terus berupaya memperluas wawasan sehingga memunculkan inovasi. Sehingga dalam membersamai anak anak di lembaga lembaga PAUD semakin ringan meski beban dan tanggung jawab semakin berat.
“ Selain harus menangani banyaknya kasus ABK yang saat ini cenderung naik, juga harus menyiapkan dan membekali anak dengan karakter yang baik,” kata Al Thouvik.
Pihaknya juga berpesan kepada pengelola PAUD agar mengembangkan lingkungan pendidikan yang ramah Anak dengan menyediakan Alat Permainan Edukatif (APE) baik luar maupun dalam yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Menurutnya, lingkungan yang aman dan nyaman dapat mendukung perkembangan anak. Serta dapat meningkatkan kemampuan anak dalam belajar dan bermain (meningkatkan kemampuan kognitif, motorik, dan sosial anak serta meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak) sehingga dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan dan potensi mereka secara optimal.
Narambur pertama, Sri Syamsiah. Ia memberikan materi dengan tema Edukasi Mengenai Anak dengan ADHD di Lingkungan PAUD. Menurutnya, Detekai Dini dan Intervensi mutlak diperlukan untuk menentukan status anak.
Guru PAUD, lanjutnya, diharapkan bisa melaksanakan Deteksi dan Intervensi kepada peserta didiknya sedini mungkin dan menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif atau ramah anak.
“Pendidik juga dapat membantu komunikasi dengan orang tua mengenai keadaan anak dan cara menanganinya. Sementara guru juga melakukan beberapa strategi di sekolah untuk memfasilitasi kebutuhan anak seperti menghindari kalimat panjang saat bicara dengan anak, memberikan waktu khusus kepada anak sebelum sesi kelas,” jelas Sri.

Sebanyak 50 guru PAUD di Kalurahan Condongcatur mengikuti penguatan kapasitas tentang ABK dan ADHD.
Narasumber kedua, Nurul Iva F. Dia berbagi materi tentang Terapi Wicara untuk Anak Berkebutuhan Khusus : Speech Delay. Ia menjelaskan pentingnya deteksi wicara berdampak pada kemampuan kognitif dan sosial emosional anak. Beberapa penyebab keterlambatan bicara anak ada faktor primer dan sekunder. Faktor sekunder seperti pola asuh yang berhubungan langsung dengan guru PAUD di lembaga.
“Harapannya pola asuh anak di rumah maupun di sekolah seyogyanya sama atau paling tidak ada komunikasi antara orang tua dan guru berkaitan dengan stimulasi anak. Selain faktor sekunder lain seperti gangguan pendengaran dan penyerta lain seperti ADHD hiperaktif dan lainnya,” ucapnya.
Sementara Ketua Paguyuban PAUD Condongcatur, Reni Lestari mengupas mengenai implementasi pembelajaran mendalam dengan model pembelajaran berdiferensiasi.
“Dalam pembelajaran mendalam, anak melaksanakan pembelajaran dengan memakai seluruh inderanya. Prinsip dalam pembelajaran mendalam adalah berkesadaran, bermakna dan menggembirakan. Dalam pelaksanaannya, penyediaan bahan alam yang murah dan mudah menjadi salah satu alternatif bagi lembaga SPS untuk berkreasi dan berinovasi,” paparnya.
Sementara itu, Bunda PAUD Kalurahan Condongcatur, Dewi Nurlaila. Ia mengaku bangga kepada Pendidik PAUD non formal Condongcatur khususnya SPS yang selalu mendukung program Pemerintah Kalurahan Condongcatur.
Di kesempatan yang sama, ia juga mengucapkan terima kasih kepada RS Condongcatur yang telah berkontribusi dalam peningkatan kompetensi Pendidik PAUD.
Penilik PAUD Kapanewon Depok, Sih Ngatini, mengapresiasi Kalurahan Condongcatur yang secara berkelanjutan memperhatikan pendidikan PAUD di wilayahnya.
“Menjadi Pendidik PAUD adalah profesi mulia yang membutuhkan kesabaran dan keikhlasan hati tingkat tinggi. Untuk SPS di Condongcatur semoga semua kurikulum sudah disyahkan oleh Dinas Pendidikan, karena terjadi perubahan pejabat jenjang struktural, maka lembaga yang di bawah diharapkan bisa menyesuaikan,” tutur Sih Ngatini. (Wasana)
Editor : Mukhlisin Mustofa/Red




















