Yogyakarta, Nasionalku.com — Pemerintah Kota Yogyakarta mendorong pedagang Pasar Ngasem untuk lebih aktif menjaga kebersihan lingkungan pasar. Ajakan ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, saat meninjau aktivitas para pedagang kuliner di pasar tersebut pada Minggu (9/11/2025).
Menurut Hasto, meski Pasar Ngasem dikenal ramai dan menjadi salah satu destinasi kuliner favorit warga maupun wisatawan, kondisi kebersihannya masih perlu banyak dibenahi.
“Pasar ini laris, tapi masih kurang resik dan teratur. Ini kan menjadi tumpuan harapan UMKM naik kelas. Jadi harusnya bisa dijaga dengan baik supaya semakin laris dan menarik,” kata Hasto di sela kunjungan.
Ia meminta Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta mengumpulkan seluruh pedagang untuk bersama-sama menjaga kebersihan. Setiap lapak, kata Hasto, harus memiliki tiga tempat sampah terpilah—organik, anorganik, dan residu—agar pengelolaan sampah bisa lebih tertib.
“Bagi yang jualan makanan basah, tolong jangan buang sisa makanan di pinggir jalan. Itu bisa langsung masuk ke kontainer sampah organik. Enggak sulit kok, cuma butuh kemauan,” tegasnya.
Selain soal kebersihan, Hasto juga mengingatkan pedagang kuliner agar memperhatikan tempat mencuci piring dan gelas yang selama ini kurang tertata. Ia menyebut kondisi itu bisa mengurangi kenyamanan pengunjung.
“Nyuci piringnya itu aduh, sedih. Diobrot-obrot di situ, terus orang mau makan pun enggak tega. Tapi yang penting semangatnya harus berubah supaya Pasar Ngasem ini makin bagus,” ujarnya.
Hasto bahkan mendorong para pelaku usaha untuk mulai memanfaatkan sistem penjualan daring. Langkah ini dianggap bisa membantu mengurai antrean dan memperluas jangkauan pembeli.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, mengungkapkan bahwa Pasar Ngasem kini menjadi salah satu pusat kuliner populer di kota tersebut. Setiap akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai 4.000–6.000 orang.
Namun, peningkatan jumlah pengunjung itu juga membawa tantangan baru, terutama terkait volume sampah yang meningkat tajam.
“Sebelum ramai, volume sampah hanya sekitar 250 kilogram per hari. Sekarang bisa mencapai 900 kilogram hingga 1 ton per hari,” jelas Veronica.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya akan memindahkan area pengelolaan sampah ke sisi barat selatan pasar agar lebih terpisah dari area jualan. Ia juga memastikan bahwa sistem pemilahan sampah akan terus dipantau agar berjalan efektif.
Veronica menambahkan, peran aktif pedagang sangat dibutuhkan. Selama ini, kata dia, petugas kebersihan sering kewalahan karena masih banyak sisa makanan dan plastik berserakan di area makan.
“Kami harap pedagang juga ikut bertanggung jawab. Setiap lapak kuliner sebaiknya punya orang yang memang ditugaskan membersihkan area dan mengambil sisa makanan pengunjung,” katanya.
sumber: Warta.jogjakota.go.id




















